Rabu, 04 September 2019

Hijrah Dari Paham Islam "Apa Adanya"




                Alhamdulillah aku terlahir di keluarga muslim. Karenanya tentulah sejak kecil aku sudah mulai mengenal Islam. Begitupun pada umumnya saudara-saudaraku seaqidah yang lain yang terlahir di keluarga muslim. Sudah menjadi lumrah, anak-anak mereka mulai dikenalkan Islam sejak usia dini. Ada yang dimasukkan di lembaga-lembaga sekolah agama bahkan di lembaga-lembaga pesantren.  
Tidak jauh berbeda dengan diriku. Aku pernah mengenyam bangku madrasah sepulang sekolah SD di siang hari menjelang sore. Dilanjutkan malam harinya mengaji AlQuran plus ada kajian kitabnya sepulang ngaji. Dan itu sudah menjadi rutinitas anak-anak di kampungku saat itu hingga masih berjalan sampai saat ini.
Dalam proses aku mencari ilmu tersebut, tentulah banyak ilmu yang sudah kudapat.

Namun tidak ada yang aneh yang kurasakan. Karena saat itu aku memahami tentang Islam apa adanya. Yang kupahami tentang seputar kewajiban dalam Islam sebagaimana dalam rukun Islam ada 5. Yaitu Syahadat, Sholat, puasa, zakat dan haji bagi yang mampu. Sedangkan tentang kewajiban menutup aurat, aku merasa tidak begitu ada tuntutan karena aku memahaminya kewajiban menutup aurat itu lebih ditekankan di dalam sholat. Sedangkan di luar sholat hanyalah asaz kepantasan dan kesopanan saja.

Begitulah sepertinya realita saudara muslim kebanyakan yang ada saat itu. Akibat dari paham Islam apa adanya  ini kebanyakan hanya mencukupkan diri dengan memperbanyak ibadah mahdhoh saja. Sedangkan untuk melihat di sekelilingnya apakah sudah sesuai dengan aturan agama atau tidak, tidak perlu diambil pusing biarlah itu urusan mereka.

Namun saat di bangku kuliah, aku menambah kegiatanku mengkaji Islam. Tidak berbeda dari yang aku pahami sebelumnya tentang Islam, tapi ada yang aku dapatkan lebih dari sebelumnya. Aku mulai mengenal Islam sesungguhnya.
Ternyata Islam adalah agama universal yang sempurna. Yang memiliki pemikiran terangkai dengan metode pelaksanaanya.
Dalam pemikiran Islam yang dikenal dengan fikrah terdiri dari Aqidah, dan hukum syariah yang mengatur 3 hubungan yaitu: 1) manusia dengan Tuhannya, 2) manusia dengan manusia lainnya dan 3)manusia dengan dirinya. Contoh: keimanan pada Al-Quran dan as-Sunnah serta hukum-hukum syariah seperti hukum sholat, shaum (puasa), haji, kewajiban memberi makan fakir miskin dsb, semua ini termasuk fikrah.
Sedangkan metode pelaksanaannya dari pemikiran dalam Islam atau yang disebut thariqah, yaitu berisi hukum-hukum yang mengatur  tentang: 1)penerapan dari fikrah, 2)penjagaan terhadap fikrah dan 3)penyebaran fikrah. Contoh adanya hukum kewajiban memberi makan fakir miskin, maka metode supaya fakir miskin terjamin makannya, Al-Qur’an dan as-Sunnah menetapkan adanya hukum nafkah antara ahli waris,hukum zakat, hukum pemberian negara kepada para fakir dan hukum wajibnya negara menjamin kebutuhan pokok warganya. Semua ini termasuk thariqah. Dari situ aku mulai tahu dan sadar bahwa  Islam adalah sebuah ideologi yang layak menjadi pandangan hidup umat manusia dan mampu menyelesaikan segala persoalan hidup manusia.
"Tapi kenapa ya aku tak paham dari dulu..? apakah pemahaman ilmu sengaja disembunyikan" begitu gumanku. Karena aku merasa seperti ada skenario yang dengan sengaja ingin menyembunyikan ilmu atau pemahaman yang haq ini karena dikhawatirkan bisa membangkitkan kesadaran umat Islam.
Sejak tau Islam yang sebenarnya, sejak itu pula ternyata aku bisa paham Islam tidak apa adanya. Kenapa bisa begitu? Penasaran..? Yuk baca terus tulisan ini!

                Dengan memahami Islam yang sebenarnya, akan ada dorongan yang tak biasa pada diri seorang muslim. Mengapa bisa begitu? bagaimana tidak ada dorongan, karena dalam syari'at Islam ada kewajiban dakwah. Dorongan yang kuat untuk mengemban dakwah hanya bisa dimiliki seorang muslim yang paham tentang Islam sebagai ideologi. Yah... inilah kuncinya buat kita seorang muslim, bahwa yang dikatakan paham Islam sesungguhnya jika telah paham Islam sebagai ideologi. Karena dengan paham Islam sebagai Ideologi ini yang akan mendasari setiap muslim dalam berpikir dan berbuat. Segala keinginan dalam berkata-kata dan bertindak apapun akan selalu dikembalikan pada asas berpikirnya yaitu Aqidah Islam.
Misalnya saja saat seorang muslim ingin membeli baju baru untuk dipakai di hari raya, tentunya dia akan memilih dulu model baju seperti apa yang akan dibelinya. Apakah model celana, rok, gamis atau yang lainnya. Yang pasti keputusan akhir tentang baju yang akan dipilih ini sesuai dengan asaz berpikir yang digunakan, sesuaikah dengan Islam atau tidak? maka akan bergantung pada masing-masing orang dalam mengkaitkannya dengan Aqidah Islam.
Dari contoh tersebut tentunya sudah bisa dipahami bahwa asaz berpikir akan sangat berpengaruh pada bagaimana seseorang bersikap. Maka bagi seorang muslim sudah semestinya menjadikan Aqidah Islam sebagai asaz berpikirnya. Dengan kata lain dia telah memahami Islam sebagai ideologi. 
                Selain itu dorongan Islam ideologis ini akan ada efek luar biasa yang bisa dirasakan ditengah-tengah umat. Yaitu keinginan untuk kembali pada tegaknya Islam secara menyeluruh. Dengan demikian kebangkitan umat akan terwujud. Adapun langkah untuk mewujudkannya, dengan dakwah sebagaimana kewajiban yang disyari'atkan oleh Allah swt. Dengan adanya dakwah, akan membawa umat bangkit dari kejahiliyaan modern yang sedang dirasakan saat ini. Karena umat tengah dinina bobokkan oleh pemikiran manis namun meracuni seperti ide HAM, Demokrasi, Liberalisme dan Skulerisme. Gaya hidup hedonis telah melupakan esensi perjuangan meninggikan kalimah Allah.
Oleh karena itu umat butuh dakwah agar umat hijrah dari pemahaman tentang Islam yang hanya apa adanya. Dengan begitu umat akan sadar bahwa umat Islam mampu bangkit menuju perdaban besar nan mulia. Amin Allohumma Amin. (Sinoerhid)
                                                                                                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar